Kamis, 29 Mei 2008

Makna islam dalam al-quran

MAKNA ISLAM DALAM AL-QURAN

Tidak mudah mendefinisikan agama, apalagi di dunia ini kita menemukan kenyataan bahwa agama amat beragam. Pandangan seseorang terhadap agama, ditentukan oleh pemahamannya terhadap ajaran agama itu sendiri. Persoalan yang muncul dan menjadi topik pembicaraan ialah ”Apakah agama masih relevan dengan kehidupan manusia?” sebelum menjawab, perlu terlebih dahulu dijawab: ”Apakah manusia dapat melepakan diri dari agama?” atau, ”Adakah alternatif lain yang dapat menggantikannya?”

Agama dan Pengertiannya

Dalam pandangan Islam, keberagamaan adalah fitrah (sesuatu yang yang melekat pada diri manusia dan terbawa sejak kelahirannya):

Fitrah Allah yang menciptakan manusia atas fitrah itu (QS Al-Rum:30)

Ini berarti manusia tidak dapat melepaskan diri dari agama. Tuhan menciptakan demikan, karena agama merupakan kebutuhan hidupnya sekian lama-boleh jadi sampai dengan menjelang kematiannya. Tetapi pada akhirnya, sebelum ruh meninggalkan jasad, ia akan merasakan kebutuhan itu.sehingga kebutuhan manusia terhadap agama tidak dapat ditangguhkan untuk selamanya.

William James menegaskan bahwa. ”selama manusia masih memiliki naluri cemas dan mengharap, selama itu pula ia beragama (berhubungan dengan Tuhan). Itulah sebabnya mengapa perasaan takut merupakan salah satu dorongan yang terbesar untuk beragama.

Murtadha Muthahhari menjelaskan sebagian fungsi peranan agama dalam kehidupan ini,yang tidak mampu diperankan oleh ilmu dan teknologi pada kehidupa yang nyata sebagai berikut:

ilmu mempercepat Anda sampai tujuan, agama menentukan arah yang dituju.

Ilmu menyesuaikan manusia dengan lingkungannya, dan agama menyesuaikan dengan dirinya.

Ilmu hiasan lahir, dan agama hiasan batin.

Ilmu memberikan kekuatan dan menerangi jalan, dan agama memberi harapan dan dorongan bagi jiwa.

Ilmu menjawab pertanyaan yang dimulai dengan ”bagaimana”, dan agama menjawab yang dimulai dengan ”mengapa”.

Ilmu tidak jarang mengeruhkan pikiran pemiliknya, sedang agama selalu menenangkan jiwa pemeluknya yang tulus.

Manusia terdiri dari akal, jiwa, dan jasmani yang memiliki wilayah masing-masing sehingga dengan demikian tidak ada alternatif lain yang dapat menggantikan agama. Mereka yang mengabaikannya, terpaksa menciptakan ”agama baru” demi memuaskan jiwanya.

Ide Dasar Perdamaian

Agaknya, cukup dengan memahami makna nama agama ini. Yakni Islam, seseorang telah dapat mengetahui bahwa ia adalah agama yang mendambakan perdamaian. Cukup juga dengan mendengarkan ucapan yang dianjurkan untuk disampaikan pada setiap pertemuan. ”Assalamu ’Alaikum” (Damai untuk Anda). Seseorang dapat menghayati bahwa kedamaian yang didambakan bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk pihak lain. Kalau demikian, tidak heran jika salah satu ciri seorang muslim, adalah seperti sabda Nabi Muhammad Saw:

”Siapakah yang menyelamatkan orang lain (yang mendambakan kedamaian) dari gangguan lidahnya dan tangannya”.

Perdamaian merupakan salah satu ciri utama agama Islam, Tuhan Yang Mahakuasa, alam, dan manusia. Demikian, ide dasar ajaran Islam, yang melahirkan keharusan adanya kedamaian bagi seluruh makhluk. Benar agama ini memerintahkan kekuatan guna menghadapi musuh. Sebagaimana petunjuk Allah yang menyatakan:

”Kalau mereka cenderung kepada perdamaian, maka sambutlah kecenderungan itu, dan berserah dirilah kepada Allah”

(QS Al-Anfal:6)

Kerukunan dan Demokrasi

Islam datang tidak hanya bertujuan mempertahankan eksistensinya saja sebagai agama, tetapi juga mengakui eksistensi agama-agama yang lain. Dan memberinya hak untuk hidup berdampingan sambil menghormati pemeluk-pemeluk agama lain.

”Jangan mencerca yang tidak menyembah Allah (penganut agama lain)....” (QS Al-An’am:108)

”Tiada paksaan untuk menganut agama (Islam)” (QS Al-Baqorah:256)

”Bagimu agamamu dan bagiku agamaku”. (QS Al-Kafirun:109)

Yang dikemukakan ayat Al-Quran tersebut merupakan salah satu benih dari ajaran demokrasi. Demikian terlihat kebebasan beragama, mengemukakan pendapat , dan demokrasi, merupakan prinsip-prinsip Islam. Atas dasar itu pula, kitab suci umat Islam mengakui kenyataan tentang banyaknya jalan yang ditempuh umat manusia. Mereka diperintahkan untuk berlama-lama dalam kebajikan.

”Allah memberikan petunjuk melalui Wahyu-Nya siapa yang menguti keridhaan-Nya dengan menelusuri jalan-jalan kedamaian. (QS Al-Maidah:16).

Makna islam dalam al-quran

MAKNA ISLAM DALAM AL-QURAN

Tidak mudah mendefinisikan agama, apalagi di dunia ini kita menemukan kenyataan bahwa agama amat beragam. Pandangan seseorang terhadap agama, ditentukan oleh pemahamannya terhadap ajaran agama itu sendiri. Persoalan yang muncul dan menjadi topik pembicaraan ialah ”Apakah agama masih relevan dengan kehidupan manusia?” sebelum menjawab, perlu terlebih dahulu dijawab: ”Apakah manusia dapat melepakan diri dari agama?” atau, ”Adakah alternatif lain yang dapat menggantikannya?”

Agama dan Pengertiannya

Dalam pandangan Islam, keberagamaan adalah fitrah (sesuatu yang yang melekat pada diri manusia dan terbawa sejak kelahirannya):

Fitrah Allah yang menciptakan manusia atas fitrah itu (QS Al-Rum:30)

Ini berarti manusia tidak dapat melepaskan diri dari agama. Tuhan menciptakan demikan, karena agama merupakan kebutuhan hidupnya sekian lama-boleh jadi sampai dengan menjelang kematiannya. Tetapi pada akhirnya, sebelum ruh meninggalkan jasad, ia akan merasakan kebutuhan itu.sehingga kebutuhan manusia terhadap agama tidak dapat ditangguhkan untuk selamanya.

William James menegaskan bahwa. ”selama manusia masih memiliki naluri cemas dan mengharap, selama itu pula ia beragama (berhubungan dengan Tuhan). Itulah sebabnya mengapa perasaan takut merupakan salah satu dorongan yang terbesar untuk beragama.

Murtadha Muthahhari menjelaskan sebagian fungsi peranan agama dalam kehidupan ini,yang tidak mampu diperankan oleh ilmu dan teknologi pada kehidupa yang nyata sebagai berikut:

ilmu mempercepat Anda sampai tujuan, agama menentukan arah yang dituju.

Ilmu menyesuaikan manusia dengan lingkungannya, dan agama menyesuaikan dengan dirinya.

Ilmu hiasan lahir, dan agama hiasan batin.

Ilmu memberikan kekuatan dan menerangi jalan, dan agama memberi harapan dan dorongan bagi jiwa.

Ilmu menjawab pertanyaan yang dimulai dengan ”bagaimana”, dan agama menjawab yang dimulai dengan ”mengapa”.

Ilmu tidak jarang mengeruhkan pikiran pemiliknya, sedang agama selalu menenangkan jiwa pemeluknya yang tulus.

Manusia terdiri dari akal, jiwa, dan jasmani yang memiliki wilayah masing-masing sehingga dengan demikian tidak ada alternatif lain yang dapat menggantikan agama. Mereka yang mengabaikannya, terpaksa menciptakan ”agama baru” demi memuaskan jiwanya.

Ide Dasar Perdamaian

Agaknya, cukup dengan memahami makna nama agama ini. Yakni Islam, seseorang telah dapat mengetahui bahwa ia adalah agama yang mendambakan perdamaian. Cukup juga dengan mendengarkan ucapan yang dianjurkan untuk disampaikan pada setiap pertemuan. ”Assalamu ’Alaikum” (Damai untuk Anda). Seseorang dapat menghayati bahwa kedamaian yang didambakan bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk pihak lain. Kalau demikian, tidak heran jika salah satu ciri seorang muslim, adalah seperti sabda Nabi Muhammad Saw:

”Siapakah yang menyelamatkan orang lain (yang mendambakan kedamaian) dari gangguan lidahnya dan tangannya”.

Perdamaian merupakan salah satu ciri utama agama Islam, Tuhan Yang Mahakuasa, alam, dan manusia. Demikian, ide dasar ajaran Islam, yang melahirkan keharusan adanya kedamaian bagi seluruh makhluk. Benar agama ini memerintahkan kekuatan guna menghadapi musuh. Sebagaimana petunjuk Allah yang menyatakan:

”Kalau mereka cenderung kepada perdamaian, maka sambutlah kecenderungan itu, dan berserah dirilah kepada Allah”

(QS Al-Anfal:6)

Kerukunan dan Demokrasi

Islam datang tidak hanya bertujuan mempertahankan eksistensinya saja sebagai agama, tetapi juga mengakui eksistensi agama-agama yang lain. Dan memberinya hak untuk hidup berdampingan sambil menghormati pemeluk-pemeluk agama lain.

”Jangan mencerca yang tidak menyembah Allah (penganut agama lain)....” (QS Al-An’am:108)

”Tiada paksaan untuk menganut agama (Islam)” (QS Al-Baqorah:256)

”Bagimu agamamu dan bagiku agamaku”. (QS Al-Kafirun:109)

Yang dikemukakan ayat Al-Quran tersebut merupakan salah satu benih dari ajaran demokrasi. Demikian terlihat kebebasan beragama, mengemukakan pendapat , dan demokrasi, merupakan prinsip-prinsip Islam. Atas dasar itu pula, kitab suci umat Islam mengakui kenyataan tentang banyaknya jalan yang ditempuh umat manusia. Mereka diperintahkan untuk berlama-lama dalam kebajikan.

”Allah memberikan petunjuk melalui Wahyu-Nya siapa yang menguti keridhaan-Nya dengan menelusuri jalan-jalan kedamaian. (QS Al-Maidah:16).

bentuk jurnalistik

BENTUK JURNALISTIK

Menurut Drs.AS.Haris Sumadiria M.Si. dalam bukunya yang berjudul “JURNALISTIK INDONESIA “ditinjau dari bentuk dan pengelolaannya jurnalistik dibagi kedalam tiga bagian besar yaitu Jurnalistik media cetak, jurnalistik media elektronik auditif, dan jurnalistik media elektronik audio visual.

Jurnalistik media cetak meliputi jurnalistik surat kabar harian, tabloid mingguan, dan majalah. Jurnalistik media elektronik auditif adalah jurnalistik radio siaran. Jurnalistik media elektronik audiovisual adalah jurnalistik televisi siaran dan jurnalistik media on lina (internet).

1. Jurnalistik media Cetak

Jurnalistik media cetak dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor verbal dan visual. Verbal sangat menekankan pada kemampuan kita memilih dan menyusun kata dalam rangkaian kalimatdan paragrap yang efektif dan komunikatif. Visual menekankan kita pada kemampuan dalam menata, menempatkan, mendesain tata letak , atau hal-hal yang menyangkut segi perwajahan.

Yang termasuk jurnalistik media cetak:

  • Koran

Koran (dari bahasa Belanda: Krant, dari bahasa Perancis courant) atau surat kabar adalah suatu penerbitan yang ringan dan mudah dibuang, biasanya dicetak pada kertas berbiaya rendah yang disebut kertas koran, yang berisi berita-berita terkini dalam berbagai topik. Topiknya bisa berupa even politik, kriminalitas, olahraga, tajuk rencana, cuaca. Surat kabar juga biasa berisi kartun, TTS dan hiburan lainnya.Ada juga surat kabar yang dikembangkan untuk bidang-bidang tertentu, misalnya berita untuk industri tertentu, penggemar olahraga tertentu, penggemar seni atau partisipan kegiatan tertentu. Jenis surat kabar umum biasanya diterbitkan setiap hari, kecuali pada hari-hari libur. Surat kabar sore juga umum di beberapa negara. Selain itu, juga terdapat surat kabar mingguan yang biasanya lebih kecil dan kurang prestisius dibandingkan dengan surat kabar harian dan isinya biasanya lebih bersifat hiburan.

Kebanyakan negara mempunyai setidaknya satu surat kabar nasional yang terbit di seluruh bagian negara. Di Indonesia contohnya adalah KOMPAS.Pemilik surat kabar, atau sang penanggung jawab, adalah sang penerbit, Orang yang bertanggung jawab terhadap isi surat kabar disebut editor.

· Majalah

Majalah adalah penerbitan berkala yang berisi bermacam-macam artikel dalam subyek yang bervariasi.Majalah biasa diterbitkan mingguan, dwimingguan atau bulanan. Majalah biasanya memiliki artikel mengenai topik populer yang ditujukan kepada masyarakat umum dan ditulis dengan gaya bahasa yang mudah dimengerti oleh banyak orang. Publikasi akademis yang menulis artikel padat ilmu disebut jurnal.

2. Jurnalistik Media Elektronik Auditif

Jurnalistik media elektronik auditif atau jurnalistik radio siaran lebih banyak dipengaruhi oleh dimensi verbal, tekhnologikal, dan fisikal

Radio Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).

Gelombang radio

Gelombang radio adalah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik, dan terbentuk ketika objek bermuatan listrik dimodulasi (dinaikkan frekuensinya) pada frekuensi yang terdapat dalam frekuensi gelombang radio (RF) dalam suatu spektrum elektromagnetik. Gelombang radio ini berada pada jangkauan frekuensi 10 hertz (Hz) sampai beberapa gigahertz (GHz), dan radiasi elektromagnetiknya bergerak dengan cara osilasi elektrik maupun magnetik.Gelombang elektromagnetik lainnya, yang memiliki frekuensi di atas gelombang radio meliputi sinar gamma, sinar-X, inframerah, ultraviolet, dan cahaya terlihat. Ketika gelombang radio dipancarkan melalui kabel, osilasi dari medan listrik dan magnetik tersebut dinyatakan dalam bentuk arus bolak-balik dan voltase di dalam kabel. Hal ini kemudian dapat diubah menjadi signal audio atau lainnya yang membawa informasi. Meskipun kata 'radio' digunakan untuk hal-hal yang berkaitan dengan alat penerima gelombang suara, namun transmisi gelombangnya dipakai sebagai dasar gelombang pada televisi, radio, radar, dan telepon genggam pada umumnya.

Penggunaan radio

Banyak penggunaan awal radio adalah maritim, untuk mengirimkan pesan telegraf menggunakan kode Morse antara kapal dan darat. Salah satu pengguna awal termasuk Angkatan Laut Jepang memata-matai armada Rusia pada saat Perang Tsushima di 1901. Salah satu penggunaan yang paling dikenang adalah pada saat tenggelamnya RMS Titanic pada 1912, termawuk komunikasi antara operator di kapal yang tenggelam dan kapal terdekat, dan komunikasi ke stasiun darat mendaftar yang terselamatkan. Radio digunakan untuk menyalurkan perintah dan komunikasi antara Angkatan Darat dan Angkatan Laut di kedua pihak pada Perang Dunia II; Jerman menggunakan komunikasi radio untuk pesan diplomatik ketika kabel bawah lautnya dipotong oleh Britania. Amerika Serikat menyampaikan Empat belas Pokok Presiden Woodrow Wilson kepada Jerman melalui radio ketika perang. Siaran mulai dapat dilakukan pada 1920-an, dengan populernya pesawat radio, terutama di Eropa dan Amerika Serikat. Selain siaran, siaran titik-ke-titik, termasuk telepon dan siaran ulang program radio, menjadi populer pada 1920-an dan 1930-an.

Penggunaan radio dalam masa sebelum perang adalah pengembangan pendeteksian dan pelokasian pesawat dan kapal dengan penggunaan radar]. Sekarang ini, radio banyak bentuknya, termasuk jaringan tanpa kabel, komunikasi bergerak di segala jenis, dan juga penyiaran radio. Baca sejarah radio untuk informasi lebih lanjut. Sebelum televisi terkenal, siaran radio komersial termasuk drama, komedi, beragam show, dan banyak hiburan lainnya; tidak hanya berita dan musik saja. Lihat pemrograman radio.

3. Jurnalistik media elektronik Audiovisual

Jurnalistik media elektronik Audiovisual, atau jurnalistik televisi siaran, merupakan gabungan dari segi verbal, visual, tekhnologikal, dan dimensi dramatikal.

Televisi

Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari kata tele dan vision; yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision). Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia 'televisi' secara tidak formal disebut dengan TV, tivi, teve atau tipi.

Perkembangan

Dalam penemuan televisi (tv), terdapat banyak pihak, penemu maupun inovator yang terlibat, baik perorangan maupun badan usaha. Televisi adalah karya massal yang dikembangkan dari tahun ke tahun. Awal dari televisi tentu tidak bisa dipisahkan dari penemuan dasar, hukum gelombang elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph Henry dan Michael Faraday (1831) yang merupakan awal dari era komunikasi elektronik.

  • 1897 - Tabung Sinar Katoda (CRT) pertama diciptakan ilmuwan Jerman, Karl Ferdinand Braun. Ia membuat CRT dengan layar berpendar bila terkena sinar. Inilah yang menjadi dassar televisi layar tabung.
  • 1958 - Sebuah karya tulis ilmiah pertama tentang LCD sebagai tampilan dikemukakan Dr. Glenn Brown.
  • 1987 - Kodak mematenkan temuan OLED sebagai peralatan display pertama kali.
  • 1995 - Setelah puluhan tahun melakukan penelitian, akhirnya proyek layar plasma Larry Weber selesai. Ia berhasil menciptakan layar plasma yang lebih stabil dan cemerlang. Larry Weber kemudian megadakan riset dengan investasi senilai 26 juta dolar Amerika Serikat dari perusahaan Matsushita.
  • dekade 2000- Masing masing jenis teknologi layar semakin disempurnakan. Baik LCD, Plasma maupun CRT terus mengeluarkan produk terakhir yang lebih sempurna dari sebelumnya.

Memang benar banyak sebagian orang mengatakan kalau gambar yang dihasilkan TV LCD dan Plasma memiliki resolusi yang lebih tinggi. Tetapi kekurangannya adalah masa atau umur TV tersebut tidak dapat berumur panjang jika kita memakainya terus-menerus jika kalau dibandingkan dengan TV CRT atau yang di kenal sebagai Tivi biasa yang kebanyakkan orang pakai pada umumnya.

JURNALISTIK MEDIA CETAK

&

JURNALISTIK MEDIA ELEKTRONIK

MAKALAH

O

L

E

H

FACHRUDDIN

(207400496)

JURNALISTIK/II/C

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI JURNALISTIK

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2007-2008






Jumat, 23 Mei 2008

dakwah lewat dunia maya yukkkkkkk